Jurnal studi medis badan kesehatan dunia WHO mengeluarkan hasil penelitian para ahli bahwa tidak ada jumlah aman dalam mengonsumsi alkohol. Kini persepsi persentase alkohol yang sedikit akan tetap aman sudah tidak relevan lagi, studi mengatakan.

Persentase Alkohol yang Sedikit Tetap Bahayakan Kesehatan

Sebelum studi tersebut terkonfirmasi, mungkin masih ada saja yang “nyeteneh” menganggap alkohon dengan persentase yang sedikit dan asalkan minum tidak banyak maka tidak masalah. Sekarang anggapan tersebut sudah terbantahkan melalui sebuah studi yang sudah terkonfirmasi.

Sebuah studi global baru yang besar yang diterbitkan di Lancet¹ telah mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan bahwa tidak ada tingkat alkohol yang aman

Ini artinya, anggapan meminum alkohol yang persentasenye sedikit atau minum alkohol barang setetes dua tetes maka tidak masalah – HARUS DIBUANG JAUH-JAUH.

Kenapa? 

Volume konsumsi alkohol yang sedikit apapun telah dikonfirmasi dapat merusak komponen utama sistem saraf (grey-matter density). Para peneliti menemukan persentase alkohol yang sedikit sekitar 0,8 persen dapat meningkatkan volume grey matter density, bahkan setelah memperhitungkan karakteristik biologis dan perilaku individu.

Studi lain yang meneliti tentang konsumsi alkohol juga memberikan temuan tentang hubungan antara pola minum dan 23 hasil kesehatan², termasuk:

  • penyakit kardiovaskular, kanker dan penyakit tidak menular lainnya;
  • penyakit menular;
  • cedera yang disengaja;
  • cedera yang tidak disengaja; dan
  • kecelakaan transportasi.

Tidak Ada Jumlah Aman Dalam Mengkonsumsi Alkohol

Tidak ada jumlah alkohol yang aman, menurut studi The Global Burden of Diseases, yang menganalisis tingkat penggunaan alkohol dan efek kesehatannya di 195 negara dari tahun 1990 hingga 2016. Pada tahun 2018, para peneliti di WHO – badan kesehatan dunia – telah mengkonfirmasi hasil penelitian tersebut.

Studi tersebut menunjukkan bahwa, pada tahun 2016, hampir 3 juta kematian secara global dikaitkan dengan penggunaan alkohol, termasuk 12% kematian pada pria antara usia 15 dan 49 tahun.

Temuan tersebut konsisten dengan penelitian terbaru lainnya, yang menemukan korelasi yang jelas dan meyakinkan antara minum alkohol dan kematian dini, kanker dan masalah kardiovaskular.

Fakta Bahaya Konsumsi Alkohol di Eropa

  • Wilayah Eropa memiliki proporsi tertinggi di dunia dari penyakit total dan kematian dini akibat alkohol.
  • Tingkat bahaya yang tinggi ini menyembunyikan ketidaksetaraan kesehatan terkait alkohol yang sangat besar antara negara-negara di Eropa timur dan barat, terutama untuk kematian akibat kecelakaan.
  • Total konsumsi alkohol per kapita suatu negara terkait erat dengan prevalensi bahaya terkait alkohol dan ketergantungan alkohol.
  • Volume penggunaan alkohol seumur hidup dan kombinasi frekuensi minum dan jumlah yang dikonsumsi telah meningkatkan risiko kesehatan dan bahaya sosial.
  • Risiko kematian akibat kondisi terkait alkohol kronis ditemukan meningkat secara linier dari nol konsumsi dengan cara respons dosis dengan volume alkohol yang dikonsumsi.
  • Pada tingkat masyarakat, Uni Eropa adalah wilayah peminum terberat di dunia, dengan lebih dari seperlima penduduk Eropa berusia 15 tahun ke atas melaporkan minum alkohol 60 gram seminggu sekali.
  • Minum episodik berat tersebar luas di segala usia dan seluruh Eropa, dan tidak hanya di kalangan anak muda atau mereka yang berasal dari Eropa utara.

Hal tersebut telah membebankan pemerintah di negara-negara tersebut.

Social drinker paling banyak terkena risiko penyakit berat yang mengarah pada kematian. Penyakit liver, kerusakan otak, kanker, dan lain sebagainya. Ini karena anggapan mereka minum sedikit alkohol tidak mengapa.

Apakah Ada Solusinya?

Setelah mengetahui informasi studi tentang alkohol tersebut, tentu dapat kita pahami bahwa alkohol yang persentasenya sedikit apapun juga dapat mempengaruhi kesehatan, maka kita akan bertanya apa solusinya?.

Jalan keluarnya hanyalah dengan tidak mengonsumsi alkohol sama sekali. WHO telah mengkonfirmasi hal tersebut merupakan jalan satu-satunya untuk meminimalkan risiko kesehatan secara keseluruhan.

Ya, hanya itu jalan keluarnya. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para legislator di Senayan sudah harus melarang peredaran alkohol. Jika tidak, beban BPJS akan membengkak, dan ini dapat menjadi masalah serius.

Bagi Anda yang masih suka minum alkohol, ingatlah bahwa persentase alkohol yang sedikit dapat mengurangi harapan usia Anda.

Pulihkan Kesehatan Anda Secepat Mungkin!

Setelah meninggalkan konsumsi alkohol, sebaiknya Anda mulai melakukan detoksifikasi dan mempercepat perbaikan sel-sel tubuh Anda.

Ingat, meminum alkohol berisiko terkena kanker. Dalam hal ini, Anda juga harus mulai mengonsumsi makanan sehat yang memilik zat anti oksidan dan EGCG (zat yang dapat menghancurkan sel kanker).

Memakan makanan superfood juga dapat mempercepat pemulihan diri. Tubuh manusia memiliki kemampuan meregenerasi sel dan DNA. Kemampuan tersebut tentu berkurang ketika Anda masih mengonsumsi alkohol walau jarang-jarang.

Beberapa tumbuhan seperti teh hijau, teh Jepang atau Ocha, dan daun kelor dapat membantu pemulihan tubuh dengan cepat. ini juga berdasarkan hasil dari banyak studi yang telah terkonfirmasi.

Apa yang paling mudah adalah dengan mengonsumsi kapsul daun kelor organik yang berkualitas. Daun kelor telah banyak yang teliti kandungan nutrisinya.

Salah satu kandungan nutrisi yang paling penting adalah Asam Amino dan Asam Folat. Hanya saja kita harus jelas melihat sertifikasi dan perizinan dari kapsul kelor tersebut. Hati-hati, jangan sampai membeli yang tidak ada sertifikasi organiknya.

Tunggu dulu, jangan anggap remeh daun kelor!

Bahkan badan kesehatan dunia atau W.H.O menobatkan tanaman kelor sebagai “Miracle Tree” atau pohon ajaib.Ini karena setelah mereka teliti, tanaman kelor memiliki kandungan nutrisi super.

Di negara Eropa dan Amerika Serkat, suplemen dalam bentuk tepung kelor maupun kapsul sudah menjadi produk Superfood Daun kelor ini benar-benar dapat membantu pemulihan tubuh pasca berhenti minum alkohol.

Cobalah konsumsi kapsul kelor sekurangnya 9 kapsul per hari. Pagi 3 kapsul, siang 3 kapsul, malam 3 kapsul. Bagi Anda yang sudah terkena diabetes dan kolesterol, sebaiknya konsumsi kapsul kelor 10 menit sebelum makan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Kesimpulan:

Studi para peneliti di seluruh dunia menyatakan bahwa Tidak Ada Jumlah Aman Dalam Mengonsumsi Alkohol. Baik itu bir, wine, smirnoff ice, dengan persentase sesedikit apapun tetap berbahaya.

Bahaya alkohol bagi tubuh sangatlah serius, Anda harus berhenti minum alkohol sekarang juga. Pemerintah dan badan-badan terkait juga wajib hentikan izin dan peredaran alkohol.

Pemulihan diri pasca berhenti minum alkohol sangat perlu. Caranya sangat mudah, cukup konsumsi kapsul kelor organik yang berkualitas. Anda harus pandai-pandai memilih produk kapsul kelor organik, sebab banyak yang beredar tidak ad asertifikasi dan hasil uji lab terhadap kandungan nutrisinya.

Mulailah sekarang juga, stop minum alkohol dan alihkan uang Anda untuk mengonsumsi kapsul kelor. Ini jika Anda ingin hidup lebih lama ketimbang apa yang sudah diteliti bahwa peminum alkohol usianya jauh lebih pendek.

Kita tidak perlu impor budaya barat yang buruk, seperti minum alkohol. Stop perizinan dan peredarannya, stop minum alkohol, masyarakat sehat dan sejahtera.


Referensi:

¹ No Amount Of Alcohol Is Good For Your Health, Global Study Says : NPR

² WHO/Europe | Alcohol use – There is no safe level of alcohol, new study confirms

Pin It on Pinterest

Share This