Berkembangnya umur harapan hidup dan teknologi medis yang semakin maju telah menyebabkan semakin banyak orang tua yang hidup lebih lama. Di sisi lain, semakin banyak pula pasangan muda yang memutuskan untuk memiliki anak di usia yang lebih tua. Akibatnya, muncul istilah “Generasi Sandwich” yang menggambarkan generasi yang merasa terjebak di antara dua generasi lainnya.

Generasi ‘roti isi’ ini merasa stres dan terlalu banyak tuntutan karena harus merawat orang tua yang menua dan membutuhkan perhatian ekstra, sambil juga mencoba membesarkan anak-anak mereka dan menyeimbangkan karir dan kehidupan pribadi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang Generasi Sandwich dan bagaimana mereka dapat mengatasi tantangan dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan mereka.

Lebih Lanjut Tentang Apa Itu Generasi Sandwich?

Generasi sandwich adalah istilah untuk menggambarkan generasi yang terjebak di antara dua generasi lainnya, yaitu generasi orang tua mereka dan generasi anak mereka. Generasi sandwich berusia antara 30 hingga 60 tahun (di tahun 2023).

Mereka sering kali merasa terjebak dalam peran sebagai pengasuh orang tua mereka yang menua dan membutuhkan perhatian ekstra. Pada saat yang sama, mereka juga mencoba membesarkan anak-anak mereka sendiri dan menyeimbangkan karir dan kehidupan pribadi.

Mereka disebut generasi sandwich karena mereka berada di antara dua “roti” atau generasi lainnya yang membentuk “roti sandwich.” Genersi Roti Isi ini sering kali merasa stres dan terlalu banyak tuntutan. Tentu hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.

Salah satu tantangan terbesar yang generasi “roti isi” hadapi adalah menjaga keseimbangan antara peran sebagai pengasuh dan karir.

Karena orang tua mereka menua dan membutuhkan perhatian ekstra, generasi ini sering kali harus menunda karir mereka atau mengambil cuti untuk merawat orang tua mereka. Sementara itu, mereka juga harus merawat anak-anak mereka dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Namun, meskipun tantangan ini sangat besar, generasi “roti isi” juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan memperoleh pengalaman yang unik dan berharga.

Mereka memiliki kesempatan untuk mengasah keterampilan manajemen waktu, multitasking, dan manajemen stres. Tentu semuanya itu dapat sangat berguna di dunia kerja dan kehidupan pribadi.

Generasi sandwich juga memiliki kesempatan untuk memperoleh kebijaksanaan dari generasi yang lebih tua dan lebih muda. Mereka dapat mempelajari nilai-nilai tradisional dari orang tua mereka, sambil juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara generasi yang lebih muda berinteraksi dan berkomunikasi.

Tantangan Generasi “Sandwich”

Generasi sandwich menghadapi tantangan yang unik dan berat. Namun, mereka juga memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang melalui pengalaman mereka.

Untuk mengatasi tantangan generasi sandwich, ada beberapa hal yang dapat mereka lakukan.

Pertama, penting untuk memprioritaskan diri sendiri dan merawat kesehatan fisik dan mental. Ini dapat mencakup olahraga, meditasi, atau terapi jika diperlukan.

Kedua, penting untuk membangun jaringan dukungan dan mencari bantuan dari orang lain ketika diperlukan. Ini dapat mencakup membayar pengasuh untuk membantu merawat orang tua atau mencari dukungan dari anggota keluarga lain.

Ketiga, penting untuk menemukan keseimbangan antara peran sebagai pengasuh dan karir. Ini dapat mencakup meminta fleksibilitas dari pengusaha, mencari pekerjaan yang lebih fleksibel, atau mencari cara untuk memanfaatkan teknologi untuk bekerja dari jarak jauh.

Dengan dukungan yang tepat dan sikap positif, mereka dapat menyeimbangkan peran mereka sebagai pengasuh dan profesional. Hal tersebut dapat mereka lakukan sembari merawat diri mereka sendiri dan meraih kebahagiaan dan keberhasilan dalam kehidupan.

Kelebihan Generasi Sandwich

Sebagai generasi yang menghadapi banyak tekanan dan tuntutan, Generasi Sandwich dapat memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda tergantung pada situasinya masing-masing.

Beberapa kelebihan yang dapat dimiliki oleh Generasi Sandwich adalah:

  1. Pengalaman yang unik: Generasi “Roti Isi” memiliki pengalaman yang unik dan berharga dalam merawat orang tua dan anak-anak mereka. Mereka dapat mengembangkan keterampilan manajemen waktu, multitasking, dan manajemen stres yang dapat berguna di dunia kerja dan kehidupan pribadi.
  2. Kebijaksanaan: Generasi Sandwich memiliki kesempatan untuk mempelajari nilai-nilai tradisional dari orang tua mereka, sambil juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara generasi yang lebih muda berinteraksi dan berkomunikasi.

Namun, Generasi Sandwich juga dapat mengalami kekurangan seperti:

  1. Tuntutan yang berlebihan: Generasi ini sering kali merasa stres dan terlalu banyak tuntutan karena harus merawat orang tua yang menua dan membutuhkan perhatian ekstra, sambil juga mencoba membesarkan anak-anak mereka dan menyeimbangkan karir dan kehidupan pribadi.
  2. Kesehatan yang terganggu: Tuntutan yang berlebihan dan tekanan yang tinggi dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Karena itu, penting bagi Generasi “roti isi” untuk memprioritaskan diri sendiri dan merawat kesehatan fisik dan mental, membangun jaringan dukungan, dan menemukan keseimbangan antara peran sebagai pengasuh dan karir.

Generasi Sandwich di Jakarta

Di Jakarta, kota metropolitan yang sering kali dipenuhi dengan persaingan dan tuntutan tinggi. Generasi sandwich ini semakin marak terlihat. Pernah lihat fenomena “Bonge”, Bonge adalah generasi setelah sandwich, akan tetapi ibu pacarnya adalah generasi sandwich.

Banyak dari mereka yang harus mengambil keputusan sulit, antara merawat orang tua yang membutuhkan perhatian khusus atau fokus pada pekerjaan dan karir mereka. Bahkan anak mereka sering tidak terurus.

Beban yang ditanggung oleh Generasi Sandwich di Jakarta tidak hanya terbatas pada masalah finansial. Mereka juga menghadapi masalah emosional dan psikologis. Mereka seringkali merasa kesepian dan terasing, karena harus mengatasi tekanan dari berbagai arah. Keharmonisan dalam keluarga juga menjadi masalah yang mereka hadapi.

Namun, meskipun hidup di tengah tekanan yang besar, Generasi Sandwich di Jakarta ini juga memiliki kekuatan dan keterampilan yang luar biasa. Mereka terbiasa dengan multitasking dan memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang kompleks dengan cepat dan efektif. Mereka juga memiliki pandangan yang berbeda dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dengan perubahan.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memberikan dukungan dan perhatian. Mereka membutuhkan akses yang lebih baik untuk layanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, serta dukungan dalam membangun jaringan dan koneksi sosial yang kuat.

Generasi Sandwich Cepat Tua?

Pada umumnya, generasi sandwich ini terdiri dari orang-orang yang berusia 30-an hingga 60-an tahun dan memiliki orang tua yang berusia di atas 70 tahun, serta anak-anak yang masih berusia di bawah 18 tahun.

Mereka seringkali mengalami tekanan dan stres karena harus menjaga kesehatan dan kesejahteraan kedua generasi tersebut, sambil mencoba menjaga keseimbangan dalam kehidupan mereka sendiri.

Generasi sandwich dapat mengalami stres yang besar karena tuntutan untuk memenuhi semua tanggung jawab mereka, dan seringkali mereka merasa terisolasi dan tidak didukung dalam situasi tersebut.

Namun, ada beberapa organisasi dan program yang dapat membantu mereka dalam perawatan dan manajemen stres, seperti dukungan dari tenaga kesehatan, dukungan keluarga, dan konseling.

Selain itu, untuk para Wanita, mereka banyak yang menggunakan Skincare. Padahal, tidak semua skincare itu baik, ada yang jika tidak dibersihkan justru akan membuat kulit muka cepat keriput.

Sekarang muncul lagi istilah “Generasi Strawbery” apa lagi itu?

Generasi muda saat ini sering disebut sebagai Generasi Strawberry. Istilah ini menggambarkan kreativitas dan kepekaan sosial.

generasi strawberry

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Generasi Strawberry, dan bagaimana peran mereka di dunia kerja saat ini?

Generasi Strawberry didefinisikan sebagai generasi muda yang kreatif dan inovatif, yang tumbuh di era digital dan informasi yang berkembang pesat. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang cepat berubah dan beragam. Mereka memiliki akses yang mudah dan cepat ke informasi dan teknologi yang terus berkembang.

Generasi Strawberry adalah generasi yang memiliki banyak ide kreatif dan inovatif. Umumnya mereka memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi baru dan menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja.

Namun, Generasi Strawberry juga memiliki beberapa kelemahan. Mereka sering ada yang anggap sebagai generasi yang mudah putus asa, kurang sabar, dan sulit bertahan dalam menghadapi tekanan dan persaingan yang tinggi dalam dunia kerja.

Oleh karena itu, penting bagi generasi ini untuk mengembangkan keterampilan yang relevan. Contohnya seperti keterampilan interpersonal, keterampilan manajemen waktu, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim.

Selain itu, generasi ini juga perlu memiliki sikap yang positif dan adaptif untuk menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi di dunia kerja.

Di sisi lain, Generasi Strawberry juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan kemajuan ekonomi. Ini terutama dalam industri kreatif dan digital yang semakin berkembang.

Mereka membawa ide-ide segar dan solusi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Ini saya (penulis) alami sendiri dalam bidang usaha creative design di Jakarta.

Untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Generasi Strawberry, penting bagi para pemimpin dan pengusaha untuk memberikan dukungan dan pengakuan atas kreativitas dan inovasi yang mereka bawa.

Para pemimpin perlu memberikan kesempatan dan lingkungan yang kondusif bagi generasi ini. Tujuannya agar dapat membantu mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka.

Selain itu, kita harus dapat memberikan arahan dan dukungan yang mereka perlukan. Ini akan berguna dalam membantu mereka menghadapi tantangan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Media Sosial Melahirkan Ego Lebih Tinggi dalam Komunikasi

Seperti dapat kita lihat akhir-akhir ini, mulai dari pelecehan, penganiayaan, bahkan pemerkosaan dan pembantaian yang terjadi sekarang ini sudah bukan ranah orang dewasa saja, tetapi anak-anak telah menjadi pelaku kejahatan tersebut.

Mereka terpengaruh oleh informasi dan lingkungan di media sosial yang mengarahkan mereka pada tindak kejahatan.

Tentu ini tidak serta merta, akan tetapi laten sifatnya. Pertama ego mereka dulu yang ditekan dengan flexing keluarga pejabat sontoloyo. 

Kemudian harga diri semakin tinggi dan bernilai, dan berpengaruh pada jawaban di WhatsApp. 

Ini saya alami ketika menyeleksi karyawan, saya cutt mereka yang terlalu sulit diajak berkomunikasi, karena tipe pekerjaan yang saya tawarkan adalah 100% WFH. 

Dan terkadang, mereka para generasi Strawberry ini, suka berkomunikasi dengan sok akrab, menggunakan icon-icon yang mereka gunakan untuk meledek kawannya.

Itu memang jadi salah satu kendala pada generasi strawberry. Mereka rata-rata cerdas dan ahli di bidangnya, mereka mgnikuti passion, tapi attitude mereka masih perlu polesan lagi. Misal dengan belajar mengaji atau dengan menghafal dan memahami arti asmaul husna selengkap mungkin. 

Kesimpulan

Dari paparan tersebut diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa, Generasi Sandwich merupakan generasi yang menghadapi banyak tantangan dan tekanan dalam kehidupan mereka.

Namun, sebagai generasi yang memiliki pengalaman yang unik dan berharga, mereka juga memiliki kelebihan dan potensi untuk berkembang dan berhasil dalam karir dan kehidupan pribadi.

Penting bagi Generasi Sandwich untuk memprioritaskan diri sendiri dan kesehatan fisik serta mental mereka. Selain itu, membangun jaringan dukungan, dan menemukan keseimbangan antara peran sebagai pengasuh dan karir juga menjadi penting.

Dalam keseluruhan, tidak ada jawaban pasti apakah Generasi Sandwich bagus atau tidak, karena ini tergantung pada situasi masing-masing.

Namun, dengan sikap positif, dukungan yang tepat, dan keseimbangan yang baik, Generasi Sandwich dapat tumbuh dan berkembang melalui pengalaman mereka dan meraih kebahagiaan dan keberhasilan dalam kehidupan.

Pin It on Pinterest

Share This