Arti Big data adalah sebuah data besar, jumlahnya bukan ribuan tapi mulai dari jutaan, seperti kasus dokumen panama yang bocor sebanyak belasan juta file, seperti itu big data.

Dalam dunia komputasi modern, data dapat di olah sedemikian rupa menjadi suatu insight atau memberikan pandangan terhadap suatu kondisi. Sehingga big data jika di olah dengan baik dapat memberikan pandangan tentang suatu keadaan.

Sejarah Big Data

Dimulai diawal tahun 2000, hingga sekarang masih tergolong sebuah hal yang baru. Sebetulnya untuk kalangan auditor dan para analis statistik, big data sudah mulai di kenal di Indonesia sejak Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mempelopori penggunaan analytical tools untuk karyawan departemen keuangan dan para pemeriksa pajak, baik menggunakan ACL maupun Arbutus.

Di tahun 2014, metode analisa Big Data mulai banyak dipakai oleh para konsultan pemasaran untuk menemukan suatu kondisi dan memberikannya pada client untuk strategi pemasaran dan pengambilan keputusan, sehingga perusahaan tersebut dapat lebih efisien dan efektif dalam hal pemasaran.

Arti Big Data dalam Dunia Digital

Dalam dunia digital yang banyak perangkat elektronik dapat terhubung ke Internet memberikan arti big data dalam konteks yang lebih luas. Sekumpulan informasi yang berjumlah puluhan juta bahkan milyaran data, dapat di saring untuk menemukan suatu kondisi semisal segemen pasar secara umur, wilayah, jenis kelamin, tingkat penghasilan.

Dengan demikian para produsen dan pemasar dapat lebih ter-target dalam melakukan aksi pemasarannya, dan tentunya lebih efisien baik secara waktu, tenaga, maupun biaya. Oleh karena itu Big Data memliki arti penting dalam dunia pemasaran kedapannya, dan semua perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ini jika tidak mau kalah dalam persaingan.

Seoran analis industri , Doug Laney, memberikan definisi baru pada arti Big Data dengan 3V sehinga arti big data menurut kalangan pakar adalah sebagai berikut:

  • Volume, jumlah data yang didapat harus mencukupi suatu wilayah target, baik melalui transaksi bisnis perusahaan, sosial media, dan data-data yang di dapat biasanya tidak sama bentuk formatnya dan dari mesin yang berbeda (tidak hanya dari jenis komputer saja, bisa jadi dari alat rekam medis dan lainya), dan ini menjadi masalah saat akan di olah, namun dengan teknologi Hadoops hal tersebut dapat lebih mudah dilakukan.
  • Velocity, atau kecepatan dalam mendapatkan data dan menjadikannya sebagai data yang bersih dan terstruktur (cleaned and structured data) merupakan salah satu kegiatan pada pengilahan big data untuk memenuhi waktu tertentu, seperti alat meteran PLN, pintu karcis tol, RFID di supermarket, semua harus dapat di tarik ke dalam satu data yang tersetruktur secara cepat dan tepat.
  • Variety atau varitas keragaman jenis form dari sumber data yang tersedia, misal dari text, video, pdf, xls, dbf, sql, scanned image document,  yang dapat memungkinkan di ekstrak menjadi suatu temuan terhadap kondisi tertentu.

Dan sebuah perusahaan jasa analisa “SAS” menambahkan arti dari big data dengan 2 hal yang sebetulnya sama saja seperti 3V tersebut diatas, sebagai berikut:

  • Variability, dalam hal ketajaman data  (velocity) pihak SAS Institute, Inc menambahkan variabel periodik agar data yang di olah dapat memberikan insight yang dapat digunakan di masa kini dan memberikan gambaran yang lebih mendalam lagi terhadap suatu temuan keadaan.
  • Complexity, tingkat kerumitan data yang didapat memerlukan keahlian dalam teknik mengolah data untuk dapat digunakan, mulai dari data cleansing sampai bisa di query untuk mencari suatu temuan pada data tersebut.

Pada tahun 2012, jumlah big data yang tersedia di dunia di seluruh data center perusahaan adalah sebesar 2.8 Zettabytes atau sekitar 2.8 triliun gigabyte, dan meningkat drastis sampai di tahun 2016 ini sampai sekitar 50 kali lipat.

Tujuan dan Manfaat Big Data

Data yang tersedia merupakan informasi bisa di dapat dengan pengetahuan teknik pengolahan data lanjutan (advance analytical), sehinga dapat memberikan informasi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, tepat dan efisien.

Seperti pada perusahaan produsen obat, mereka dapat mengolah data penduduk Indonesia dan konsumennya untuk mengetahui obat yang mana yang akan mereka promosikan dengan mendapatkan peridode musim dan ketahanan tubuh orang Indonesia pada umumnya, sehingga iklan yang mereka keluarkan biayanya dapat lebih efektif dan efisien.

Kini pada perusahaan ternak sapi dan pemerahan susu sapi pun sudah dipakai teknik big data ini untuk meningkatkan produksi susu sapi dan untuk mengontrol pertumbuhan sapi, dengan menancapkan RFID di telinga para sapi tersebut.

Demikian untuk para petani dan nelayan, sebetulnya pemerintah dapat menerapkan pengolahan big data pada program ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani seperti dengan mengetahui seluruh lokasi produktif, kapan baiknya menanam atau kapan nelayan aman untuk melaut, kapan stok melimpah, kapan produksi menurun, kemudian di kelola untuk mendapatkan keseimbangan.

Pin It on Pinterest

Share This