Diberikan anak disleksia merupakan berkah dan karunia terbesar yang dapat diperoleh oleh seseorang. Kenapa? anak-anak disleksia ini lucu-lucu dan hati mereka masih sangat murni.

Hanya saja, anak disleksia ini mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis. Bahkan, untuk berbicara saja mereka masih suka terbolak-balik. Tapi, justru inilah serunya ada anak disleksia.

Mengenal Apa Itu Disleksia

Disleksia adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis. Hingga saat ini, penyebab disleksia masih belum diketahui.

Seperti huruf “D” dan “B”, anak disleksi akan kesulitan membedakannya, mereka akan bingung jika Anda tanyakan ini huruf apa.

Oleh karena itu, kita tidak dapat memaksa anak disleksia untuk cepat dapat membaca dan menulis. Bahkan, mengenali kiri dan kanan saja mereka juga kesulitan.

Selain itu, daya ingat mereka juga tergolong rendah atau loncat-loncat. Mereka dapat mengingat kejadian yang sudah lama.

Umumnya, anak disleksia ini adalah anak yang tergolong penceria. Mereka happy-happy saja setiap hari. Mereka suka menyanyi dan menari.

Begitu ada musik anak-anak atau iklan makanan anak-anak, mereka akan langsung “show off” dengan mengikuti menari dan menyanyi walau tidak lancar.

Bagi saya, anak disleksia adalah cinta pertama saya. Hati mereka sangat tulus menyangi kita sebagai orang tua. Mereka bukan tidak mengerti apa yang kita alami, justru mereka sangat peka, akan tetapi mereka kesulitan untuk mengekspresikan dengan kata-kata. Mereka hanya akan memeluk kita ketika melihat kita sedang pusing atau sedih, seraya mengucapkan “aku sayang papa”.

Pendidikan untuk Anak Disleksia

Pendidikan formal memang penting. Saya ikut beberapa group di media sosial mengenai disleksia. Ada yang ceritakan pengalaman membawa anaknya masuk ke sekolah luar biasa (SLB), akan tetapi justru anaknya menjadi bingung “ayah, kenapa teman-teman sekolah aku itu ya?”.

Ada juga guru baca disleksia yang merupakan mantan anak disleksia. Beliau menceritakan bahwa dia baru mulai masuk sekolah pada usia 12 tahun, karena baru bisa membaca.

Akan tetapi, beliau selalu mencetak prestasi di setiap tingkat pendidikan hingga tingkat akademik. Saat ini, beliau bekerja di salah satu kementrian dan sembari mengajar baca untuk anak-anak disleksia.

Jadi, anak dengan disleksia sebaiknya sekolah seperti di Sekolah Alam atau sekolah di rumah yang kemudian lanjut kejar paket A, B, dan C.

Masa Depan Anak Disleksia

Steve Jobs, Tom Cruise, Albert Einstein, Steven Spielberg, Agatha Christie, Leonardo Da Vinci, Tamara Bleszynski, merupakan sebagian tokoh dunia yang memilki berkah disleksia.

Serangkaian tokoh dan selebritas tersebut dapat menginspirasi kita bahwa disleksia tidak menjadi hambatan bagi seseorang untuk mencapai potensi maksimal.

Bahkan, anak disleksia ini memiliki keunikan dalam problem-solving. Anda dapat coba tanyakan tentang suatu masalah di rumah ke mereka, Anda akan terkagum-kagum dengan solusi yang mereka tawarkan.

Ponsel, mereka memiliki settingan dan alur tersendiri pada ponsel mereka. Kita akan bingung ketika membuka ponsel anak disleksia, akan tetapi mereka sendiri akan cepat jika kita minta ini dan itu di ponsel mereka.

Oleh karena itu, anak disleksia ini sebetulnya memiliki kemampuan tersendiri yang berbeda dengan orang pada umumnya.

Dukungan Untuk Anak Disleksia

Dukungan di rumah dan lingkungan mungkin sangat penting untuk mereka. Yakinlah, bahwa hanya orang dewasa yang bodoh, kampungan, dan berhati busuklah yang mencemooh anak disleksia. Oleh karena itu tidak perlu di gubris.

Sebagai orang tua, kewajiban kita menjaga anak-anak. Anak disleksia perlu kita jaga lebih, terutama ketika baru berbaur pada suatu lingkungan.

Namun, ketika kita sudah mengenal lingkungan tersebut aman untuk anak kita, tetap kita tidak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja.

Saya bekerja dalam bidang jasa pembuatan website perusahaan yang dapat saya lakukan dari rumah. Ketika saya coba libatkan anak saya dalam hal design, ternyata mereka punya selera tersendiri dan cukup unik.

Berikut contoh hasil design cover featured image untuk artikel SEO dari ide seorang anak disleksia:

hasil design anak disleksia

“kasih lebah lucu-lucu pah”, yang mana dek? “yang itu” oke. “Terus kasih sarangnya pah”. Rupanya dia ingin memvisualisasikan lebah yang keluar dari sarang mencari makan untuk membentuk madu.

Cita-cita mereka berubah-ubah, saat ini anak saya ingin menjadi “ahli mangga”. Kesannya memang lucu, “ahli mangga”.

Akan tetapi setelah saya pikir-pikir benar juga, di depan rumah ada pohon mangga arumanis yang rajin berbuah dan rasanya jauh lebih enak dari mangga yang kita beli.

Anak saya dari kecil sudah diajari untuk memilih mangga, membungkus mangga dan menyimpan dalam lemari sebelum beberapa hari kemudian dapat kita makan bersama.

Jadi, masa depan anak disleksia tidak perlu terlalu kita khawatirkan, sepanjang kita dapat kenali potensi dahsyat yang mereka miliki. Mereka hanya perlu dukungan dari orang-orang baik di sekelilingnya.

Pesan Akhir

Tidak semua orang memiliki disleksia, ini benar-benar suatu berkah. Kenali ciri-ciri disleksia pada anak, dan sesuaikan cara mengasuh dan mendidik mereka.

Temukan keseruan setiap hari tanpa kebosanan dengan mereka. Hingga usia 12 tahun pun mereka masih sangat polos.

Betapa mengagumkannya anak disleksia, jangan pernah berpikiran untuk meninggalkan mereka atau menelantarkan mereka, apapun alasannya!. Anda yang akan rugi sendiri jika itu yang Anda lakukan.

Terlepas mereka termasuk generasi sandwich atau strawberry atau mangga, dan sebagainya, pada intinya mereka adalah manusia yang diberikan suatu berkah yang tidak dimiliki semua orang.

Pin It on Pinterest

Share This